Home > Penelitian > Energy Transition Related Matters
a. Informasi latar belakang
Peningkatan konsentrasi karbon dioksida (CO2) secara konstan di atmosfer menjadi kontributor signifikan terhadap peningkatan suhu bumi global. Untuk mencegah kerusakan yang lebih besar di planet ini, negara-negara peserta Conference of Parties (COP) 26 di Glasgow pada 2021 berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 global. Selain itu, pada COP 26, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim (baca selengkapnya di https://setkab.go.id). Oleh karena itu, OGRINDO ITB sebagai konsorsium riset yang fokus di bidang energi juga berkomitmen untuk berkontribusi di bidang riset terkait transisi energi, antara lain carbon capture and usage storage (CCUS), underground hydrogen storage (UHS), dan carbon geological storage (CGS).
Sumber: Ali et al., 2022 – Skema keseluruhan proyek CCUS
b. Minat Penelitian
1. Penilaian penyimpanan hidrogen di Indonesia melalui pemodelan geokimia
Nampaknya, hidrogen menjadi pembawa energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan di era transisi energi. Karena Indonesia memiliki banyak pilihan untuk menerapkan penyimpanan hidrogen bawah permukaan, termasuk akuifer garam dalam, reservoir hidrokarbon konvensional, dan lapisan batubara, maka studi pembuktian konsep terkait penilaian kesesuaian penyimpanan hidrogen bawah tanah di salah satu formasi geologi Indonesia sangatlah penting menggunakan pemodelan geokimia untuk memahami interaksi hidrogen-air garam-batuan.
Sumber: Zeng et al., 2023 – Skema pengaruh interaksi H2-brine-caprock terhadap keutuhan caprock selama UHS
2. Karakterisasi keterbasahan karbon dioksida dan hidrogen
Efisiensi proyek penyimpanan gas bawah tanah (CO 2 /H 2 ) pada formasi geologi bawah permukaan bergantung pada mekanisme perangkap, termasuk struktur/stratigrafi, residu, pelarutan dan perangkap mineral. Dua mekanisme perangkap yang pertama, yaitu perangkap struktural/stratigrafi dan sisa, bergantung pada keterbasahan, karena keterbasahan mengontrol perilaku fluida di dalam media berpori. Oleh karena itu, mengkarakterisasi keadaan basah dari formasi bawah permukaan yang potensial agar keberhasilan implementasi proyek penyimpanan gas bawah tanah sangat penting untuk memaksimalkan kapasitas penyimpanan dan meminimalkan risiko kebocoran
Sumber: Data.geus.dk – Ikhtisar situs penyimpanan konseptual dan mekanisme perangkap yang berbeda (tersedia di https://data.geus.dk/nordiccs/terminology.xhtml ).
Sumber: Radnia , dkk., 2018 – Skema mekanisme partikel nano