Enhanced Oil Recovery (EOR)

Enhanced Oil Recovery (EOR)

a. Informasi latar belakang

Berdasarkan laporan BP Statistical Review of World Energy 2022, minyak masih menjadi sumber energi primer global dengan persentase tertinggi. Perusahaan minyak terus berupaya meningkatkan produksi minyaknya seiring dengan meningkatnya permintaan energi hidrokarbon. Semakin lama suatu ladang minyak diproduksi maka kemampuan memproduksi minyak akan semakin menurun. Saat ini sebagian besar ladang minyak di Indonesia berada pada tahap pematangan. Metode primer dan sekunder tidak cukup efisien untuk menghasilkan minyak mentah . Oleh karena itu, perlu dilakukan metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Teknologi EOR pada batuan pasir dan batuan karbonat telah banyak digunakan sejak tahun 1970, meliputi metode injeksi gas, kimia, dan termal

b. Tujuan

Berikut tujuan penelitian tim Enhanced Oil Recovery

  1. Pelajari dan amati mekanisme kinerja metode Enhanced Oil Recovery, khususnya untuk EOR kimia dan Nano EOR.
  2. Menganalisis interaksi fluida ke fluida dan interaksi batuan ke fluida pada EOR kimia dan Nano EOR.
  3. Menentukan formulasi Chemical EOR dan Nano EOR pada studi kasus ladang minyak di Indonesia (sesuai permintaan klien).
  4. Menentukan kesesuaian formulasi kimia dan nanopartikel terhadap karakteristik reservoir di ladang minyak di Indonesia (sesuai permintaan klien).
  5. Mengetahui kinerja formulasi kimia dan nanopartikel yang telah dioptimasi pada media berpori.

c. Minat Penelitian

1. EOR Kimia (Alkali, Surfaktan, dan Polimer)

EOR kimia adalah salah satu metode EOR yang paling efektif dalam aplikasi untuk meningkatkan perolehan minyak di ladang yang sudah tua. Metode kimia EOR yang cukup populer adalah injeksi polimer dan surfaktan. EOR kimia melibatkan beberapa mekanisme dalam upaya meningkatkan perolehan minyak, seperti meningkatkan mobilitas air formasi dengan menambahkan polimer pada air garam yang disuntikkan untuk meningkatkan viskositasnya. Metode Chemical EOR lainnya adalah injeksi surfaktan yang bertujuan untuk mengurangi saturasi sisa minyak dengan mengurangi tegangan antarmuka antara air formasi dan minyak, serta perubahan keterbasahan.

Surfaktan yang bekerja dalam skala mikro dapat mengurangi dominasi gaya kapiler pada reservoir sehingga minyak yang sebelumnya terperangkap pada pori-pori batuan dapat dimobilisasi dan perolehan minyak dapat ditingkatkan. Polimer diperlukan untuk mengurangi rasio mobilitas untuk mendapatkan proses pengepresan dengan efisiensi pengepresan areal dan vertikal yang lebih tinggi.

Sumber: Lab EOR ITB โ€“ Mekanisme banjir surfaktan pada media berpori

2. Nano EOR

Teknologi terkini dalam metode EOR melibatkan penggunaan nanopartikel yang berperan penting dalam perkembangan teknologi. Nano EOR diklaim mampu membantu meningkatkan perolehan minyak dengan mengubah keterbasahan batuan dan mengurangi saturasi sisa minyak dengan mekanisme tekanan disjoining. Nanopartikel ini dapat disuntikkan sendiri atau dikombinasikan dengan surfaktan atau polimer.

Sumber: Radnia , dkk., 2018 โ€“ Skema mekanisme partikel nano

3. Mikromodel

Mikromodel berperan penting dalam menganalisis mekanisme metode EOR dalam meningkatkan perolehan minyak seperti penurunan tegangan antar muka, perubahan keterbasahan, dan pembentukan mikroemulsi. Hal ini karena dalam pengujian mikromodel dimungkinkan untuk melakukan pengamatan secara visual dan langsung terhadap proses yang terjadi ketika bahan kimia disuntikkan ke dalam reservoir, termasuk interaksi fluida ke fluida dan interaksi batuan ke fluida.

Sumber: Lab EOR ITB